Kamis, 16 Desember 2010

Jogja Hot

Pernyataan Presiden RI mengenai Monarki di DIY mendapat reaksi beragam dari massyarakat. Ada yang biasa2 saja, ada yang penjilat bilangnya “bener itu”, ada yang netral tapi pengen beken dan sedikit menjilat bilang “mungkin salah komunikasi, media juga terlalu membesar2kan”, ada yang bilang pengalihan kasus Gayus yang lagi hot2nya, ada yang udah siap kalo pisah dari Indonesia. Sampai2 ada yang bener2 pengen beken bilang “lambang garuda gak boleh dipake di baju timnas Indonesia”, wakakaka gak nyambung ini mah.

Entah apa yang menjadi maksud dari Presiden kita tersebut, mungkin niatnya baik (aku bukan penjilat lho). Mungkin salah satu tujuannya adalah agar kita kembali belajar sejarah, dan itu terbukti manjur lho. Ini ada poto2 yang aku ambil di seputaran Malioboro.

Gak mungkin kan orang yang masang atau orang yang nyuruh masang ni spanduk gak ngerti sejarah, mereka pasti buka buku lagi biar mantep tentang sejarah yang dimaksud. Terus aku kemaren juga baca ada yang memposting tentang sejarah Keraton Jogja bisa ikut NKRI.

Satu lagi ni contoh. Kemaren pagi ada temen Jogja diFB update status menyangkut masalah sejarah daerah tempat tinggalnya. Waktu malemnya ketemu aku tanya masalah statusnya, dia bilang ternyata dia salah. Nah lho, berarti kan dia belajar tu antara pagi ampe sore.

Mungkin terdengar klise sih, tapi pepatah lama mengatakan "pasti ada hikmah di balik setiap kejadian". Buat penulis juga ada pepatah lama ni, tak ada gading yang tak retak, hehehe…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar